Banyak calon debitur mencari pinjaman yang fleksibel, terutama ketika kebutuhan dananya tidak sekaligus atau tidak pasti dari awal. Pada umumnya, pinjaman bank bekerja dengan model bunga yang dihitung dari total plafon atau outstanding pokok pinjaman. Namun dalam beberapa produk khusus, terutama pada pinjaman berbasis rekening koran atau fasilitas kredit fleksibel, bunga hanya dihitung dari jumlah dana yang benar-benar dipakai.
Skema ini semakin diminati oleh pemilik usaha, profesional, hingga pemilik properti yang membutuhkan akses dana tanpa harus menanggung beban bunga penuh. Salah satu contoh produk yang mengadopsi mekanisme ini adalah fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) yang digunakan oleh PDaja.com by Bank Sahabat Sampoerna.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana skema bunga sesuai pemakaian bekerja, kelebihan dan risikonya, serta kapan skema ini paling efektif untuk kebutuhan Anda.
Apa Itu Skema Bunga Sesuai Pemakaian?
Skema ini memungkinkan debitur hanya membayar bunga dari jumlah dana yang dicairkan, bukan dari total plafon pinjaman yang diberikan bank.
Misal Anda mendapatkan plafon pinjaman Rp500 juta, tetapi Anda hanya menggunakan Rp150 juta pada bulan pertama. Maka bunga hanya dihitung dari Rp150 juta, bukan dari Rp500 juta.
Secara prinsip, skema ini mirip seperti fasilitas dana siaga: Anda memiliki akses limit besar, tetapi biaya baru muncul ketika fasilitas tersebut benar-benar digunakan.
Skema bunga sesuai pemakaian umumnya ditemukan pada:
- Pinjaman Rekening Koran (PRK)
- Fasilitas kredit multiguna berbasis properti dengan sistem revolving
- Kredit modal kerja untuk kebutuhan harian usaha
Di Indonesia, skema ini sering dipilih oleh debitur yang ingin memaksimalkan fleksibilitas arus kas tanpa harus menanggung bunga besar di awal.
Bagaimana Mekanisme Kerjanya?
Untuk memahami cara kerja skema ini, berikut tahapan umumnya:
1. Bank Menentukan Plafon Pinjaman
Plafon ditentukan berdasarkan nilai agunan (misalnya rumah, ruko, atau apartemen).
Semakin tinggi nilai properti dan semakin kuat profil finansial, semakin besar limit yang dapat diberikan.
2. Debitur Bisa Menggunakan Dana Kapan Saja
Debitur bebas menarik dana kapan pun, sesuai kebutuhan. Tidak ada kewajiban untuk langsung mencairkan seluruh plafon.
Contoh penggunaan:
- Rp100 juta untuk renovasi
- Rp50 juta untuk modal usaha
- Rp30 juta untuk biaya kesehatan mendadak
Selama total pemakaian tidak melebihi limit, dana tetap tersedia.
3. Bunga Hanya Dihitung dari Dana yang Dipakai
Bank menghitung bunga berdasarkan:
Jumlah dana yang dicairkan × suku bunga × periode pemakaian
Jika bulan berikutnya Anda tidak menggunakan tambahan dana dan bahkan mengembalikan sebagian, beban bunga ikut menurun.
4. Pokok Pinjaman Dibayar di Akhir Tenor
Pada produk tertentu seperti PRK di PDaja.com, debitur tidak diwajibkan mencicil pokok setiap bulan. Pokok dibayarkan sekaligus di akhir tenor atau ketika fasilitas diperpanjang.
Skema ini membantu menjaga arus kas bulanan, terutama bagi:
- Pemilik bisnis
- Profesional dengan penghasilan dinamis
- Individu dengan kebutuhan dana intermittent
Keunggulan Skema Bunga Sesuai Pemakaian
Ada beberapa alasan mengapa skema ini dianggap lebih efisien dibandingkan kredit konvensional.
1. Beban Bunga Lebih Ringan
Anda tidak membayar bunga dari total plafon, melainkan hanya dari dana yang dipakai.
Bagi yang kebutuhan dananya bertahap, penghematan bunganya bisa sangat signifikan.
2. Fleksibilitas Penuh dalam Pemakaian Dana
Debitur bebas menentukan kapan menarik dana dan kapan mengembalikannya.
Kondisi ini ideal untuk kebutuhan tidak tetap seperti operasional usaha, renovasi bertahap, atau kebutuhan darurat.
3. Cocok untuk Pengelolaan Cash Flow
Jika Anda bergantung pada arus kas bulanan yang fluktuatif, skema ini membantu menjaga kestabilan biaya.
4. Limit Terbuka, Dana Siap Pakai
Ada nilai strategis ketika Anda memiliki akses dana yang selalu siap, meskipun tidak digunakan setiap hari.
Anda dapat mencairkan kapan saja tanpa perlu mengajukan ulang.
5. Sistem Revolving
Dalam banyak produk, dana yang dikembalikan akan mengembalikan limit Anda seperti semula.
Sistem ini sangat berguna untuk kebutuhan jangka pendek yang berulang.
Ilustrasi Perhitungan Bunga
Misalkan Anda memiliki plafon Rp600 juta. Pada bulan pertama, Anda menggunakan Rp200 juta. Suku bunga efektif misalnya 1,2% per bulan.
Maka perhitungan bunganya:
200.000.000 × 1,2% = 2.400.000
Jika di bulan berikutnya Anda hanya memakai Rp100 juta, maka bunga menjadi:
100.000.000 × 1,2% = 1.200.000
Beban bunga Anda menurun seiring penurunan pemakaian dana.
Kapan Skema Ini Cocok untuk Anda?
Skema bunga sesuai pemakaian cocok bagi Anda yang:
- Kebutuhan dananya tidak langsung sekaligus
- Ingin memiliki dana cadangan tanpa harus menanggung bunga penuh
- Ingin menjaga arus kas tetap stabil
- Membutuhkan dana besar tetapi ingin efisiensi dalam pembayaran bunga
- Membutuhkan pinjaman fleksibel berbasis agunan (properti)
Beberapa contoh pengguna ideal:
- Pemilik usaha kecil hingga menengah
- Karyawan yang sedang renovasi rumah bertahap
- Profesional seperti dokter, konsultan, pengacara
- Investor properti yang ingin menjaga cash flow
- Individu dengan kebutuhan dana variabel sepanjang tahun

Mekanisme PRK di PDaja.com: Contoh Penerapan Bunga Sesuai Pemakaian
PDaja.com by Bank Sahabat Sampoerna menggunakan sistem Pinjaman Rekening Koran (PRK) untuk pinjaman berjaminan properti. Ini membuat skema bunga sesuai pemakaian dapat diterapkan sepenuhnya.
Beberapa karakteristik produk yang menguatkan fleksibilitas ini:
1. Plafon Rp250 juta hingga Rp5 miliar
Besaran plafon menyesuaikan nilai agunan serta hasil appraisal.
2. Bunga Hanya Dibayar dari Dana yang Digunakan
Jika Anda hanya menggunakan sebagian limit, bunga tidak dihitung dari limit total.
3. Pembayaran Pokok di Akhir Tenor
Debitur tidak terbebani cicilan pokok setiap bulan.
4. Tenor 1–12 Bulan dan Bisa Diperpanjang
Fasilitas dapat diperpanjang jika kebutuhan masih berlanjut.
5. Dikelola oleh Bank Sahabat Sampoerna
Proses transparan, aman, dan diawasi OJK.
Skema ini sangat membantu debitur yang ingin memaksimalkan nilai properti untuk mengatasi kebutuhan modal besar namun tetap efisien secara biaya.
Risiko yang Perlu Anda Perhatikan
Meski menguntungkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Tidak Cocok untuk Pinjaman yang Langsung Habis Dipakai
Jika Anda tahu akan memakai seluruh limit sekaligus, skema ini tidak jauh berbeda dengan kredit konvensional.
2. Pengaturan Cash Flow Harus Disiplin
Karena pokok dibayar di akhir tenor, Anda perlu memastikan ketersediaan dana yang cukup.
3. Nilai Agunan Menentukan Besaran Limit
Jika nilai properti kecil atau tidak memenuhi syarat legalitas, limit akan terbatas.
Selama Anda memahami mekanismenya, skema ini akan jauh lebih menguntungkan dibanding pinjaman biasa.
Tips Agar Pinjaman Fleksibel Lebih Efektif
Agar manfaatnya optimal, berikut beberapa saran yang bisa diterapkan:
- Gunakan dana hanya sesuai kebutuhan
- Tarik dana bertahap sesuai progres pekerjaan
- Kembalikan dana saat tidak terpakai agar bunga menurun
- Pastikan nilai properti yang dijaminkan legal dan lengkap
- Hitung estimasi biaya pokok di akhir tenor sejak awal
Dengan manajemen yang tepat, debitur bisa menikmati fleksibilitas maksimal sekaligus efisiensi bunga yang signifikan.
Kesimpulan
Skema bunga sesuai pemakaian menawarkan cara yang lebih hemat dan fleksibel dalam memanfaatkan pinjaman, terutama bagi mereka yang membutuhkan dana secara bertahap atau ingin mengoptimalkan arus kas.
Melalui PDaja.com by Bank Sahabat Sampoerna, skema ini diterapkan pada fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) berjaminan properti. Anda bisa mendapatkan limit besar, bunga efisien, serta sistem pembayaran yang tidak membebani cicilan pokok setiap bulan.
Bila Anda membutuhkan pinjaman yang bisa diatur sesuai kondisi finansial, skema bunga sesuai pemakaian menjadi salah satu pilihan paling rasional dan menguntungkan.